Wednesday, March 25, 2009

Aku Perasa

Warni warni ciptakan tumpukan  garis lurus, melengkung

Aku tersenyum, aku sedih

Saat aku merasa

Saat dunia bagaikan roller coaster

Aku diatas, dihempas ke bawah

Dan aku merasa

Semua rasa

Walau setiap rasa belum tentu punya nama

Tapi aku kan slalu menikmati semuanya...

Tuesday, March 24, 2009

Lelah Pikiranku

Semua datang bertubi-tubi
Satu demi satu ku tepis
Aku yakin, bahkan sangat yakin
Raga ku kuat, jiwa ku luas
Aku pasti bisa melewati semuanya


Tapi sepertinya tidak untuk kali ini,
Belum apa-apa aku sudah meringis
Aku jadi kecut !
Tubuh lemas, lutut ku bergetar
Perut ku bergejolak
Aku mau muntah !


Aku mau berhenti berfikir tentang ini,
Besok saja lah...
Tapi tak bisa,
Semua prasangka ini, pikiran ini..
Terus begelut dalam pikiran ku
Mencari sebuah pembenaran
Ya, aku butuh pembenaran
Jiwa ini bisa rusak bila dipaksa terus untuk berasumsi


Gila, aku benar-benar muak
Aku mau muntah !
Kita lihat saja, apa aku bisa lompati tembok seribu duri ini
Tuhan, bantu aku mencari pembenaran dari semuanya
Dan ku mohon, bantulah hamba-Mu ini tuk hadapi pembenaran itu


Monday, March 23, 2009

Pelangi Bumi



Kubuka kelopak mataku perlahan, sangat perlahan
Berharap ’kan lihat suatu cahaya datang
Cahaya yang terpantul di bumi, lalu hasilkan pelangi
Semakin lebar kubuka mataku
Tetapi pelangi-pelangi itu tetap tak menampakkan diri
Mengapa di sini gelap ?
Mengapa kosong ?
Aku tak tahu berada dimana...

Aku mendengar suara-suara
Mereka bicara, tertawa..
Aku pun ikut tertawa, walau tak mengerti maksud mereka
Aku ikut tersenyum kala mereka tersenyum
Mereka bilang hadirku hangatkan mereka
Lalu semua pergi saat aku merasa sedih
Semua hilang saat air mata tertahan mau keluar
Mereka bilang aku tak pantas menangis
Mereka tak mau melihat air mataku
Padahal aku ingin menangis, ingin teriak histeris

Aku coba berjalan perlahan
Tangan ku menggapai-gapai
Tapi di sini kosong
Selalu kosong

Lalu datang bintang kecil redup yang bantu hapus air mataku
Sinarnya tak pernah cukup
Tak lama dia semakin redup dan lalu pergi
Slalu datang lagi bintang kecil lainnya
Mereka datang dan pergi, silih berganti
Menghiasi malam gelapku sebentar, dan hilang kembali
Akhirnya aku tahu, mereka mau besarkan sinarnya
Bukan datang untuk menyinariku
Aku bilang, aku tak butuh sinar semu kalian !
Jangan datang lagi dengan alasan yang sama

Aku berbalik arah, masih berusaha menggapai sesuatu
Dari jauh terlihat sinar temaram
Seberkas sinar kecil tapi menghangatkan
Dia tersenyum ke arahku
Aku ingin berlari ke sana, ke tempat dia berdiri di atas langit
Tapi jauh dari sini...

Wahai sinar harapku, turunlah ke palung dalam ini
Bantu aku agar bisa bersamamu
Tunjukkan aku lagi pelangi bumi dan rona hari-hari
Sungguh ku tak sabar melihat lagi indahnya dunia
Sanggupkah aku memanjat tebing terjal ini untuk menampakkan diriku ?
Atau aku harus tetap di sini, sampai waktu beri tahu
Kalau aku inginkan sinar harapku

Karena walau dalam gelap aku slalu bermimpi
Karena aku ingin melihat pelangi bumi sekali lagi...

Sunday, March 22, 2009

Tutup Sebentar Pintumu

Aku memalingkan wajahku
Berharap dapat menghindar dari bayangan yang terlintas di pikiranku
Haaaaaah...
Sudah kesekian kali ini terjadi

Aku duduk diam mencari wajahnya dalam ingatanku
Mengapa harus dia ?
Selama ini yang tak kusadari

Hatiku, kali ini aku mohon
Jangan terbuka untuk yang satu ini
Aku tak ingin kita kecewa

Aku menundukkan wajah
Pura-pura tidak sadar bayangan itu terlintas lagi
Berharap tak kan muncul lagi
Jangan pernah muncul lagi !

Aku termangu dalam diam
Mencoba kembalikan isi pikiranku
Jangan ada bayangan itu lagi
Apakah kali ini aku bisa melarikan diri ?

Hatiku, kali ini saja
Bantu aku agar aku tak kembali kecewa
Tutup sebentar pintumu
Sampai logika katakan ya
Iya dia yang bisa mengisi ruang kosongmu